(Image Source: www.lenovo.com) Ada banyak cara yang sanggup dilakukan dalam melaksanakan sebuah promosi barang atau jasa. Seperti contohnya dengan mengadakan event yang secara tidak pribadi juga sanggup dipakai untuk mempromosikan produk tertentu. Bisa juga dengan melaksanakan acara sosial yang didukung dengan memakai kelebihan yang dimiliki oleh barang-barang tertentu. Lenovo sebagai salah satu perusahaan teknologi yang banyak memproduksi barang elektronik termasuk yang juga sering mengadakan event dan melaksanakan kegiatan promosi. Ada banyak kegiatan dari Lenovo yang sanggup kita ikut hanya dengan bermodalkan laptop saja. Berikut ini beberapa event dan kegiatan promosi seru yang pernah bahkan rutin dilakukan oleh Lenovo, khususnya di Indonesia. Turnamen E-Sports Lenovo merupakan salah satu produsen laptop yang juga pernah menjadi sponsor dalam penyelenggaraan turnamen E-Sports. Sponsorship Lenovo dalam hal ini secara tidak pribadi juga sanggup bermanfaat sebaga
Sinopsis Thirty But Seventeen ( STILL 17) Episode 20 Bagian 2
Penulis Sinopsis : Dewi Chan
Seori dan Chan saling membuatkan ceritanya masing-masing. Chan terus memuuji atas keberhasilan Seori
yang akan tampil dalam program festival. Begitupun dengan Seori yang menanyakan wacana latihan mendayungnya. “Bagaimana dengan latihanmu?” tanya Seori “tim Profesioanal terbaik dari negara ku mengajak untuk bergabung”. Ujar Chan, mendengarnya Seori sangat terkesan alasannya ialah Chan sendiri masih duduk di dingklik SMA. Chan menceritkan bahwa beliau gres saja menyelamatkan nyawa anak kecil yang tenggelam. Seori sangat terkejut apa yang diceritakan Chan wacana mneyelamatkan seorang anak kecil.
“Aku bukan bercerita untuk terlihat keren, ayo berlatih dengan keras. Aku akan menjadi juara begitupun dengan bibi yang akan tampil sangat luar biasa”. Kata Chan
Seori sangat minder alasannya ialah beliau tidak pernah lagi bermain violin “Ayoalh, jangan lemah bibi hanya memerlukan satu moto untuk momen semcam ini ‘Don’t Think ! Feel!” ujar chan penuh semangat ke Seori. Soeri pribadi menandakan telapak tangannya yang banyak bekas memarnya “Ada lagi yang ingin ku sombongkan, kau litah ini? Tanganku tak akan usang lagi kapalan”. Celotehnya Chan. “ ya, saya sanggup melihatnya, keren. Sykurlah kau tidak perlu iri dengan tanganku”.
Sementara itu Woo Jin gres saja hingga di rumah, dikala Ahjumma sedang membereskan meja makan “Chan sudah pulang?” tanya Woo Jin. “ ya, beliau barusaja naik sesudah memakan semua makan bagaikan buldoser. Ku kira beliau pingsan dan saya mulai curiga apa ku keliaru” jawab Ahjumma. “Itulah Chan” jawab Woo Jin yang singkat.
Kemudian Woo Jin melanjutkan pergi mengengok Chan di kamarnya, ternyata pada dikala itu beliau sedang olahraga “Lemaskan bahumu dan beristirahatlah” Pesan Woo Jin. “Lemaskan ? Apa itu? Apakah sejenis makanan? Sahut Chan dengan guyonannya. Woo Jin menyadari bahwa beliau tiak akan sanggup menasihatinya. Walaupun terlihat sangat canggunh, Woo Jin tetap berusha untuk terus menyemangatinya “ Don’t Think! Feel! Seperti masa lalunya dima mana momen Seori yang berjalan dengan snagat ceria sambil bersenandung tanpa peduli dengan kondisi di sekitarnya.
Saat itu bola terlempar mengenai kepala Seori, tapi masih saja sanggup melanjutkan langkahnya tnapa ada lisan rasa sakit sedikitpun. Pada dikala itu juga Woo Jin melihat dan menghampirinya dengan kekhawatirannya “Apakah kepalamu baik-baik saja? bola itu cukup kencang membentermu” Kata Woo Jin. Dengan santainya Seori menjawab “Kepalaku keras, jadi saya baik-baik saja.” “Orang yang terbentur bola biasanya tak tersenyum menyerupai itu. Kamu seharusnya berjalan sambil melihat ke jalan buka ke langit” ucapnya dengan penuh kesal dan kekhawatirannya.
Seori seolah melihat musik yang akan sedang dibawakannya. Namun, Woo Jin tak percaya bila musik itu sanggup diliat bukan di dengar dan ingin tau bagaimana sanggup seprti itu. “Jika memikirakan musik, saya mulai melihat nada-nada. Ah..lupakasn saja jarang ada yang mengerti saar saya menceritkan ini”. Waktu latihan tinggal sebentar lagi, maka Seoripamit pergi. Padahal dikala itu Soeri telah menandakan perilaku yang sama dikala masih remaja, namun Woojin tak menyadarinya akan hal tersebut.
Selanjutnya Pak Shim dan pimpinan menjelaskan keputusan Seori yang sepakat untuk tampil di festival. Keputusan yang di buat Seori menciptakan Rin gelisah. “Sebenarnya saya bahagia dengan tujuan ini, tapi mana mungkin amatiran tampil bersama yang profesional?” namun, Seori menyampaikan hal yang sbealiknya “ini festival, kita melaksanakan ini demi kseuksesan festival, mari bekerjasa dan melaksanakan yagn terbaik”.
Pada dikala itu juag Profesor Shim memperkenalkan Seori ke semua tim okestra. Rin masih saja menatapnya pilu, sambil mengingat tragedi persisi di masa lalunya. Hari demi hari Seori semakin serius untuk berlatih dan masih sanggup tiba membantu pekerjaan kantor. Sementara itu Chan juga smekin bersemnagat dalam berlatih dayung bersama timnya. Ibu dari anak yang diselamatkan Chan (Bibi Seori) menelpon Chan, tapi dikala itu Chan sedang mencuci muka maka ia menyruh Seori untuk mengangkat telponnya.
Mereka sampat berciara sebentar, tapi keduany tidak menyadari satu sama lain. Kemudian Chan mengambbil telponny dan melanjutkan mengobrol dengannya. “Terimakasih Chan telah menyalamtkan putraku” ucap Bibi itu. “Anda tidak perlu berterimakasih, sampaikanlah salamku untuk anak Anda” balas Chan. Telpon di tutup bibi berbicara dengan putranya yang telah tertidur, bila mereka harus pergi ke Seoul untuk berterimakasih pribadi pada Chan.
Sementara itu di dalam ruangana terlihat sedang berlangsungnya rapat internal tim Hee Su yang masih belum saja menemukan konsep yang sempurna untuk desain panggung. Hee Su menanyakan pada Woo Jin yang telah membaca materi darinya. Woo Jin resah dengan apa yang disampaikan Hee Su “ Meteri apa?” ternyata Hyun lupa menyalin materi yang telah di rengkan Seori. Tapi alasannya ialah males kena murka Hyun rahasia Woo Jin untuk bertingakah seolah telah mendapatkan materinya.
Dalam rapat bersama tim bazar Hee Su mau menandakan rancangan kasarnya, tapi Woo Jin merlarangnya dan malah meminta waktu tambahan.
“ Mengapa? Panggung klasikan tak perlu yang Istimewa hanya mnegikuri orang-orang saja.”
“kami tak mau sperti itu, tolonglah beri waktu beberapa hari lagi”
“baiklah saya akan menunggu, dalam penataan panggung yang temasuk seni, buatlah desain yang lebih baik. Akan ku tunggu”
“Konser klasik ini tak boleh gagal. Orang-orang akan bela-belain untuk memperleh tiketnya.”
“apa maksudmu?”
“Nanti kalian juga tahu. Baiklah cukup hingga disini, kita lanjut lainkali.”
Unch Episode thirty But Seventeen di bab 2 ini banyak momen yang bikin bapernya, tapi sayang Woo Jin masih belum saja ingat tingkah laris yang di tunjukan Seori dikala masih remaja. Nah, bagi kalian yang mau tau updat terbarunya di episode berikutnya mengenai Sinopsis Thirty But Seventeen sanggup klik disini atau mengunjungi kembali web ini. Ok, Gomawo sudah mampir ya.
Komentar
Posting Komentar