Langsung ke konten utama

Event Dan Promosi Seru Dari Lenovo Yang Dapat Kita Ikuti Dengan Bermodalkan Laptop

(Image Source: www.lenovo.com) Ada banyak cara yang sanggup dilakukan dalam melaksanakan sebuah promosi barang atau jasa. Seperti contohnya dengan mengadakan event yang secara tidak pribadi juga sanggup dipakai untuk mempromosikan produk tertentu. Bisa juga dengan melaksanakan acara sosial yang didukung dengan memakai kelebihan yang dimiliki oleh barang-barang tertentu. Lenovo sebagai salah satu perusahaan teknologi yang banyak memproduksi barang elektronik termasuk yang juga sering mengadakan event dan melaksanakan kegiatan promosi. Ada banyak kegiatan dari Lenovo yang sanggup kita ikut hanya dengan bermodalkan laptop saja. Berikut ini beberapa event dan kegiatan promosi seru yang pernah bahkan rutin dilakukan oleh Lenovo, khususnya di Indonesia. Turnamen E-Sports Lenovo merupakan salah satu produsen laptop yang juga pernah menjadi sponsor dalam penyelenggaraan turnamen E-Sports. Sponsorship Lenovo dalam hal ini secara tidak pribadi juga sanggup bermanfaat se...

Mendobrak Persaingan Global Dengan Mendongkrak Mutu Milenial


Dalam lima tahun terakhir ini, kinerja pemerintah untuk membawa ‘perahu besar’ Indonesia ke ‘dermaga kemajuan' memang patut diapresiasi. Terbukti, dengan laju ekonomi yang hanya berkisar 5,2%, ternyata pemerintah berhasil menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sampai ke angka 5,01%—sesuai data BPS per Februari 2019.

Pencapaian yang sangat impresif tersebut memang patut disambut oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan penuh suka cita. Pasalnya, angka 5,01% ini merupakan angka TPT terendah sepanjang sejarah Indonesia semenjak kurun reformasi bergulir. Sayangnya, kabar baik itu tidaklah bertahan lama. Enam bulan sesudahnya, yaitu Agustus 2019, TPT negara kita kembali meningkat di angka 5,28%.


Sesuai data BPS, jumlah angkatan kerja Indonesia pada dikala itu ialah 133,56 juta orang. Artinya, masih ada sekitar 7,05 juta pengangguran di negara kita yang harus menjadi keprihatinan bersama. Terlebih, sekitar 4 juta di antaranya merupakan generasi milenial, generasi yang digadang-gadang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan Indonesia di masa yang akan datang.

Kabar kurang sedap tersebut juga semakin terasa lengkap dengan dirilisnya laporan Global Competitiveness Report 2019 oleh World Economic Forum (WEF) baru-baru ini. Dalam laporan setebal 666 halaman tersebut, dijelaskan bahwa peringkat daya saing negara kita merosot 5 peringkat dibandingkan dengan tahun lalu.


Ya, pada tahun 2018 yang lalu, Indonesia menempati urutan ke-45. Sementara pada tahun 2019 ini berada di urutan ke-50 dari 141 negara di dunia dalam hal indeks daya saing. Negara kita masih kalah jauh dari negara-negara tetangga, menyerupai Singapura yang berada di peringkat pertama, Malaysia di peringkat ke-27, dan Thailand yang ada di urutan ke-40.


Meskipun tahun ini mengalami penurunan, bekerjsama dalam lima tahun terakhir ini indeks daya saing negara kita kalau dirata-rata cenderung mengalami peningkatan. Hanya saja, kenaikannya cenderung kecil sehingga kalah dari negara-negara lain. Dalam dua tahun terakhir ini, misalnya, secara rata-rata skor daya saing Indonesia hanya naik 1,11 poin. Dengan angka tersebut, Indonesia pun masih tertinggal dari negara-negara tetangga, menyerupai Malaysia dengan rata-rata kenaikan 1,36 poin dan Thailand 1,86 poin.

Bahkan kalau tidak segera berbenah, posisi Indonesia pun bisa saja terlampaui oleh Vietnam dan Filipina yang akhir-akhir ini gencar menaikkan daya saingnya. Bagaimana tidak? Dalam tiga tahun terakhir ini, skor daya saing Vietnam naik sebesar 3,0 poin, sedangkan Filipina naik sebesar 2,07 poin. Oleh sebab itu, mau tidak mau negara kita pun harus segera mengerahkan segenap tenaga untuk menaikkan daya saingnya.


Lantas, bagaimana sih cara meningkatkan daya saing negara kita? Sebenarnya, ada banyak langkah-langkah yang perlu dilakukan. Namun, salah satu langkah paling krusial yang harus segera dilakukan ialah dengan memacu produktivitas sumber daya insan (SDM). Pasalnya, kalau produktivitas SDM kita meningkat, daya saing pun akan ikut meningkat dengan sendirinya.

Saat ini, berdasarkan laporan dari APO Productivity Databook 2019, tingkat produktivitas tiap pekerja Indonesia itu masih berada di posisi ke-13 dengan level produktivitas sebesar 21%, atau senilai USD 26 ribu. Dengan perkiraan kurs dollar terhadap rupiah dikala ini Rp14.029, maka tingkat produktivitas tiap pekerja Indonesia hanya berkisar Rp364,7 juta saja.


Posisi dan besaran tersebut, tentu saja masih kalah dari negara-negara tetangga, menyerupai Malaysia dan Singapura. Malaysia berada di peringkat ke-8 dengan level produktivitas sebesar 49%, atau senilai USD 60 ribu. Sementara Singapura menjadi negara dengan tingkat produktivitas tiap pekerja tertinggi di dunia, dengan level produktivitasnya sebesar 115%, atau senilai USD 143.3 ribu.

Melihat persaingan yang semakin kompetitif tersebut, negara kita sudah niscaya tak punya pilihan lain, kecuali mendobrak persaingan global yang semakin ketat. Caranya, yaitu dengan meningkatkan produktivitasnya secara nasional. Ya, semoga tidak semakin tertinggal dari persaingan global, pemerintah beserta stakeholder terkait pun harus segera menempuh banyak sekali langkah nyata. Mulai dari pemanfaatan teknologi yang sempurna guna, penerapan banyak sekali inovasi, sampai penciptaan iklim perjuangan yang lebih kondusif.


Satu hal yang jauh tak kalah penting lagi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM). Sebagaimana kita ketahui, maju mundurnya sebuah negara di kurun Revolusi Industri 4.0 ini memang tak lagi ditentukan oleh sumber daya alam yang dimilikinya. Melainkan, ditentukan oleh kualitas SDM-nya. 

Sementara itu kita tahu, bahwa dikala ini demografi penduduk Indonesia tengah didominasi oleh mereka yang disebut sebagai generasi milenial. Bahkan berdasarkan data yang dirilis Kemenpppa bersama BPS, dua pertiga dari populasi generasi ini masuk ke dalam angkatan kerja. Maka tak ayal lagi, tinggi rendahnya mutu milenial sangat memilih seberapa besar level produktivitas tenaga kerja secara nasional.


Upaya meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM), sejatinya sudah menjadi informasi lawas. Paling tidak semenjak tahun 1980-an. Hampir setiap pemerintahan yang ada, selalu mengupayakan semoga SDM negara kita selalu meningkat dari masa ke masa. Termasuk di kurun kepemimpinan Presiden Jokowi periode kedua ini.

Pada pidato pertama pasca dilantik sebagai presiden Indonesia periode 2019-2024, Presiden Jokowi bahkan secara tegas memberikan bahwa pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama pemerintahannya selama lima tahun ke depan. Dan tak sekadar omong kosong, kesepakatan pemerintah untuk membangun SDM yang unggul pun pribadi dibuktikan dengan banyak sekali langkah nyata.


Salah satunya, ialah melalui penunjukan Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Ya, sebagai salah satu ikon generasi milenial yang sukses bersaing di kurun global ini, semuanya tentu berharap semoga pemerintah melalui Mendikbud sanggup mendongkrak mutu milenial melalui jalur pendidikan. Termasuk di dalamnya, ialah dengan melaksanakan perubahan konten kurikulum yang bisa menghadapi tantangan di kurun Revolusi Industri 4.0 ini.

Tak bisa dimungkiri, ketimpangan skill antara lulusan sekolah serta akademi tinggi dengan kebutuhan pasar kerja yang terjadi dikala ini, sangat berdampak pada produktivitas pekerja. Bahkan sebab ketimpangan skill ini, banyak sekali lulusan yang tidak terserap ke dunia kerja. Terbukti, angka TPT dari lulusan-lulusan ini berada di atas rata-rata TPT nasional. Perinciannya, TPT pada lulusan Sekolah Menengah kejuruan sebesar 8,63%, Sekolah Menengan Atas sebesar 6,78%, Diploma sebesar 6,89%, serta lulusan Universitas sebesar 6,24%.

Tak hanya melalui jalur pendidikan, SDM yang unggul juga bisa didongkrak melalui jalur training kerja. Oleh sebab itu, selain dengan memperlihatkan training banyak sekali keterampilan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di banyak sekali daerah, pemerintah juga dibutuhkan sanggup segera merilis jadwal kartu pra-kerja, yaitu program tunjangan training vokasi yang diperuntukkan bagi para pencari kerja, pekerja buruh aktif, dan para pekerja yang terkena putus korelasi kerja (PHK).


Dan tentu saja, keterampilan dan keahlian yang diberikan dalam training kerja serta training vokasi tersebut ialah keterampilan dan keahlian yang memang relevan dengan yang dibutuhkan di kurun Revolusi Industri 4.0. Misalnya saja, digital marketing, web developer, aplikasi developer, dan lain-lain. Melalui program-program tersebut, mereka dibutuhkan sanggup meningkatkan kompetensinya, sehingga akan lebih unggul dan berdaya saing.

Selain jalur pendidikan dan training kerja, masih ada jalur terakhir yang bisa ditempuh untuk mendongkrak mutu milenial, yaitu melalui pengembangan kompetensi dan karier di tempat kerja. Langkah ini sudah dilakukan oleh banyak pihak. Satu pola saja, ialah Program Pelatihan Pelatih Tempat Kerja sebagaimana yang digelar oleh Kadin (Kamar Dagang dan Industri) bersama Kementerian Ketenagakerjaan.

Sasaran pribadi dari Program Pelatihan Pelatih Tempat Kerja tersebut ialah para trainer. Sehingga melalui jadwal yang digulirkan oleh Kadin Indonesia ini, dibutuhkan akan tercipta trainer-trainer yang tersertifikat, yang bisa menyulap para milenial yang sedang magang menjadi tenaga kerja yang unggul dan berdaya saing. Jika SDM generasi milenial kita unggul, pada balasannya produktivitas Indonesia pun akan melesat, sehingga bisa mendobrak persaingan global yang semakin ketat.



***
*Tulisan ini diikutsertakan dalam Kadin Blog Competition dengan tema ‘SDM Unggul, Indonesia Produktif’

Referensi data:
  1. Badan Pusat Statistik. 2019. "Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2019". Jakarta: BPS
  2. Badan Pusat Statistik. 2019. "Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019". Jakarta: BPS
  3. Klaus Schwab. 2019, The Global Competitiveness Report 2019. Genewa: World Economic Forum
  4. Asian Productivity Organization. 2019. APO Productivity Databook 2019. Tokyo: Keio University Press
  5. Badan Pusat Statistik. 2018. "Statistik Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia". Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Event Dan Promosi Seru Dari Lenovo Yang Dapat Kita Ikuti Dengan Bermodalkan Laptop

(Image Source: www.lenovo.com) Ada banyak cara yang sanggup dilakukan dalam melaksanakan sebuah promosi barang atau jasa. Seperti contohnya dengan mengadakan event yang secara tidak pribadi juga sanggup dipakai untuk mempromosikan produk tertentu. Bisa juga dengan melaksanakan acara sosial yang didukung dengan memakai kelebihan yang dimiliki oleh barang-barang tertentu. Lenovo sebagai salah satu perusahaan teknologi yang banyak memproduksi barang elektronik termasuk yang juga sering mengadakan event dan melaksanakan kegiatan promosi. Ada banyak kegiatan dari Lenovo yang sanggup kita ikut hanya dengan bermodalkan laptop saja. Berikut ini beberapa event dan kegiatan promosi seru yang pernah bahkan rutin dilakukan oleh Lenovo, khususnya di Indonesia. Turnamen E-Sports Lenovo merupakan salah satu produsen laptop yang juga pernah menjadi sponsor dalam penyelenggaraan turnamen E-Sports. Sponsorship Lenovo dalam hal ini secara tidak pribadi juga sanggup bermanfaat se...

Sinopsis Film Drama Korea Thirty But Seventeen ( Still 17) Episode 1 Bab 1

Sinopsis Thirty But Seventeen ( STILL 17) Episode 1 Part 1 Penulis Sinopsis : Dewi F Bermula ada seorang remaja pria yang sedang menggambar di atas kanvasnya, Ia berjulukan Gong Woo Jin. Terdengarlah bunyi anak kecil yang bertanya “ Paman sedang menggambar apa? Makanan?” dengan penuh rasa penasarannya. “ Bukan, tapi gambar seseorang” jawabnya. Rasa ingin tau anak kecil itu begitu besar “ Siapa dia?” tanya nya lagi. Woo Jin mengingat momen pertemuannya dengan gadis yang digambarnya dan menjelaskan awal mula pertemuannya. Ia tidak mengenal gadis iti, sehingga mmebuatnya penasarana ketika bertemu dengannya. Di malam hari Woojin sedang bersepedah seorang diri, tanpa sengaja ia melihat gadis yang melewati jembatan penyebrangan. Gadis itu melihat ke arah bulan sambil tersenyum dengan manis, sehingga membuatnya terpana. Hari selanjutnya Woojin melihat gadis itu lagi sedang sibuk membaca buku sambil berjalan tidak memperhatikan disekitarnya. Kebetulan ketika itu ada ahjumm...

10 Website Penghasil Uang Tanpa Modal, Daerah Terbaik Menghasilkan Uang Cocok Untuk Mahasiswa

Menjadi seorang mahasiswa bukanlah menjadi hal yang tidak mungkin untuk mendapat uang dengan cara perjuangan sampingan hal ini sudah di buktikan oleh banyak mahasiswa hampir di seluruh dunia, dengan memanfaatkan koneksi internet kini mereka sanggup menjual banyak sekali jenis barang dan jasa secara online, taktik pemasaran produk secara online ini merupakan hal yang cukup cerdas alasannya yaitu engga sembarang orang yang cukup sukses berpenghasilan di bidang internet. Website Penghasil Uang Tanpa Modal, Namun kebanyakan mereka yang sukses pastinya membutuhkan dukungan website sebagai sarana atau marketplace untuk meraih laba yang cukup besar dan engga cuma itu ternyata ada juga orang yang sudah menyediakan marketplace tersebut secara gratis dan sanggup di jalan masuk oleh semua kalangan jadi untuk kau para mahsiswa yang ingin menjual jasa atau produk kau secara online bisa memakai beberapa website yang akan aku rangkum khusus untuk pengunjung setia Lancar Jaya. Sesuai den...